Kamis, 29 Januari 2009

PESAN-PESAN UNTUK ISTERI


Oleh

Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin Abdir Razzaq

Anas berkata, “Para Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika menyerahkan seorang wanita kepada suaminya, maka mereka memerintahkan isteri agar berkhidmat kepada suaminya dan memelihara haknya.”

Ummu Humaid berkata, “Para wanita Madinah, jika hendak menyerahkan seorang wanita kepada suaminya, pertama-tama mereka datang kepada ‘Aisyah dan memasukkannya di hadapannya, lalu dia meletakkan tangannya di atas kepalanya seraya mendo’akannya dan memerintahkannya agar bertakwa kepada Allah serta memenuhi hak suami”[1]

‘Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib berwasiat kepada puterinya, “Janganlah engkau cemburu, sebab itu adalah kunci perceraian, dan janganlah engkau suka mencela, karena hal itu menimbulkan kemurkaan. Bercelaklah, karena hal itu adalah perhiasan paling indah, dan farfum yang paling baik adalah air.

Abud Darda' berkata kepada isterinya, “Jika engkau melihatku marah, maka redakanlah kemarahanku. Jika aku melihatmu marah kepadaku, maka aku meredakanmu. Jika tidak, kita tidak harmonis.

Ambillah pemaafan dariku, maka engkau melanggengkan cintaku.
Janganlah engkau berbicara dengan keras sepertiku, ketika aku sedang marah
Janganlah menabuhku (untuk memancing kemarahan) seperti engkau menabuh rebana, sekalipun
Sebab, engkau tidak tahu bagaimana orang yang ditinggal pergi

Janganlah banyak mengeluh sehingga melenyapkan dayaku
Lalu hatiku enggan terhadapmu; sebab hati itu berbolak-balik
Sesungguhnya aku melihat cinta dan kebencian dalam hati
Jika keduanya berhimpun, maka cinta pasti akan pergi

‘Amr bin Hajar, Raja Kindah, meminang Ummu Ayyas binti ‘Auf. Ketika dia akan dibawa kepada suaminya, ibunya, Umamah binti al-Haris menemui puterinya lalu berpesan kepadanya dengan suatu pesan yang menjelaskan dasar-dasar kehidupan yang bahagia dan kewajibannya kepada suaminya yang patut menjadi undang-undang bagi semua wanita. Ia berpesan:

“Wahai puteriku, engkau berpisah dengan suasana yang darinya engkau keluar, dan engkau beralih pada kehidupan yang di dalamnya engkau naik untuk orang yang lalai dan membantu orang yang berakal. Seandainya wanita tidak membutuhkan suami karena kedua orang tuanya masih cukup dan keduanya sangat membutuhkanya, niscaya akulah orang yang paling tidak membutuhkannya. Tetapi kaum wanita diciptakan untuk laki-laki, dan karena mereka pula laki-laki diciptakan.

Wahai puteriku, sesungguhnya engkau berpisah dengan suasana yang darinya engkau keluar dan engkau berganti kehidupan, di dalamnya engkau naik kepada keluarga yang belum engkau kenal dan teman yang engkau belum terbiasa dengannya. Ia dengan kekuasaannya menjadi pengawas dan raja atasmu, maka jadilah engkau sebagai abdi, niscaya ia menjadi abdimu pula. Peliharalah untuknya 10 perkara, niscaya ini akan menjadi kekayaan bagimu.

Pertama dan kedua, tunduk kepadanya dengan qana’ah (merasa cukup), serta mendengar dan patuh kepadanya.

Ketiga dan keempat, memperhatikan mata dan hidungnya. Jangan sampai matanya melihat suatu keburukan darimu, dan jangan sampai mencium darimu kecuali aroma yang paling harum.

Kelima dan keenam, memperhatikan tidur dan makannya. Karena terlambat makan akan bergejolak dan menggagalkan tidur itu membuat orang marah.

Ketujuh dan kedelapan, menjaga hartanya dan memelihara keluarga dan kerabatnya. Inti perkara berkenaan dengan harta ialah menghargainya dengan baik, sedangkan berkenaan dengan keluarga ialah mengaturnya dengan baik.

Kesembilan dan kesepuluh, jangan menentang perintahnya dan jangan menyebarkan rahasianya. Karena jika engkau menyelisihi perintahnya, maka hatinya menjadi kesal dan jika engkau menyebarkan rahasianya, maka engkau tidak merasa aman terhadap pengkhianatannya. Kemudian janganlah engkau bergembira di hadapannya ketika dia bersedih, dan jangan pula bersedih di hadapannya ketika dia bergembira”[2]

Seseorang menikahkan puterinya dengan keponakannya. Ketika ia hendak membawanya, maka dia berkata kepada ibunya, “Perintahkan kepada puterimu agar tidak singgah di kediaman (suaminya) melainkan dalam keadaan telah mandi. Sebab, air itu dapat mencemerlangkan bagian atas dan membersihkan bagian bawah. Dan janganlah ia terlalu sering mencumbuinya. Sebab jika badan lelah, maka hati menjadi lelah. Jangan pula menghalangi syahwatnya, sebab keharmonisan itu terletak dalam kesesuaian.

Ketika al-Farafishah bin al-Ahash membawa puterinya, Nailah, kepada Amirul Mukminin ‘Utsman bin ‘Affan Radhitallahu ‘anhu, dan beliau telah menikahinya, maka ayahnya menasihatinya dengan ucapannya, “Wahai puteriku, engkau didahulukan atas para wanita dari kaum wanita Quraisy yang lebih mampu untuk berdandan darimu, maka peliharalah dariku dua hal ini : bercelaklah dan mandilah, sehingga aromamu adalah aroma bejana yang terguyur hujan.”

Abul Aswad berkata kepada puterinya, “Jangalah engkau cemburu, sebab kecemburuan itu adalah kunci perceraian. Berhiaslah, dan sebaik-baik perhiasan ialah celak. Pakailah wewangian, dan sebaik-baik wewangian ialah menyempurnakan wudhu.’”

Ummu Ma’ashirah menasihati puterinya dengan nasihat berikut ini yang telah diramunya dengan senyum dan air matanya: “Wahai puteriku, engkau akan memulai kehidupan yang baru… Suatu kehidupan yang tiada tempat di dalamnya untuk ibumu, ayahmu, atau untuk seorang pun dari saudaramu. Engkau akan menjadi teman bagi seorang pria yang tidak ingin ada seorangpun yang menyekutuinya berkenaan denganmu hingga walaupun ia berasal dari daging dan darahmu. Jadilah engkau sebagai isteri, wahai puteriku, dan jadilah engkau sebagai ibu baginya. Jadikanlah ia merasa bahwa engkau adalah segalanya dalam kehidupannya dan segalanya dalam dunianya. Ingatlah selalu bahwa suami itu anak-anak yang besar, jarang sekali kata-kata manis yang membahagiakannya. Jangan engkau menjadikannya merasa bahwa dengan dia menikahimu, ia telah menghalangimu dari keluargamu.

Perasaan ini sendiri juga dirasakan olehnya. Sebab, dia juga telah meninggalkan rumah kedua orang tuanya dan meninggalkan keluarganya karenamu. Tetapi perbedaan antara dirimu dengannya ialah perbedaan antara wanita dan laki-laki. Wanita selalu rindu kepada keluarganya, kepada rumahnya di mana dia dilahirkan, tumbuh menjadi besar dan belajar. Tetapi dia harus membiasakan dirinya dalam kehidupan yang baru ini. Ia harus mencari hakikat hidupnya bersama pria yang telah menjadi suami dan ayah bagi anak-anaknya. Inilah duniamu yang baru, wahai puteriku. Inilah masa kini dan masa depanmu. Inilah mahligaimu, di mana kalian berdua bersama-sama menciptakannya.

Adapun kedua orang tuamu adalah masa lalu. Aku tidak memintamu melupakan ayah dan ibumu serta saudara-saudaramu, karena mereka tidak akan melupakanmu selama-lamanya. Wahai sayangku, bagaimana mungkin ibu akan lupa belahan hatinya? Tetapi aku meminta kepadamu agar engkau mencintai suamimu, mendampingi suamimu, dan engkau bahagia dengan kehidupanmu bersamanya.”

Diriwayatkan bahwa Ibnu Abi ‘Udzr ad-Du'ali -pada hari-hari pemerintahan ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu- menceraikan wanita-wanita yang dinikahinya. Sehingga muncullah kepadanya beberapa peristiwa yang tidak disukainya berkenaan dengan para wanita tersebut dari hal itu. Ketika dia mengetahui hal itu, maka dia memegang tangan ‘Abdullah bin al-Arqam sehingga membawanya ke rumahnya. Kemudian dia berkata kepada isterinya: “Aku memintamu bersumpah demi Allah, apakah engkau benci kepadaku?” Ia menjawab, “Jangan memintaku bersumpah demi Allah.” Dia mengatakan, “Aku memintamu bersumpah demi Allah.” Ia menjawab, “Ya.”

Kemudian dia berkata kepada Ibnul Arqam, “Apakah engkau dengar?” Kemudian keduanya bertolak hingga sampai kepada ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu lalu mengatakan, “Kalian mengatakan bahwa aku menzhalimi kaum wanita dan menceraikan mereka. Bertanyalah kepada al-Arqam.” Lalu ‘Umar bertanya kepadanya dan mengabarkannya. Lalu beliau mengirim utusan kepada isteri Ibnu Abi ‘Udzrah (untuk datang kepada ‘Umar). Ia pun datang bersama bibinya, lalu ‘Umar bertanya, “Engkaukah yang bercerita kepada suamimu bahwa engkau marah kepadanya?” Ia menjawab, “Aku adalah orang yang mula-mula bertaubat dan menelaah kembali perintah Allah kepadaku. Ia memintaku bersumpah dan aku takut berdosa bila berdusta, apakah aku boleh berdusta, wahai Amirul Mukminin?” Dia menjawab, “Ya, berdustalah. Jika salah seorang dari kalian tidak menyukai salah seorang dari kami, janganlah menceritakan hal itu kepadanya. Sebab, jarang sekali rumah yang dibangun di atas dasar cinta, tetapi manusia hidup dengan Islam dan mencari pahala”[3]

Kepada setiap muslimah yang memenuhi hak-hak suaminya dan takut terhadap murka Rabb-nya karena dia mengetahui hak suaminya atasnya! Inilah contoh sebagian pria yang mensifati isterinya yang tidak mengetahui hak suaminya dan tidak pula memelihara kebaikannya. Ia tidak mempercantik diri dan tidak berdandan untuknya, serta bermulut kasar. Ia mensifatinya dengan sifat yang membuat hati bergetar dan telinga terngiang-ngiang. Camkanlah sehingga engkau tidak jatuh ke tempat yang menggelincirkan ini.

[Disalin dari kitab Isyratun Nisaa Minal Alif Ilal Yaa, Edisi Indonesia Panduan Lengkap Nikah Dari A Sampai Z, Penulis Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin Abdir Razzaq, Penterjemah Ahmad Saikhu, Penerbit Pustaka Ibnu Katsair]
__________
Foote Note
[1]. HR. Ibnu Abi Syaibah (IV/305-306).
[2]. Ahkaamun Nisaa’, Ibnul Jauzi (hal. 74-78).
[3]. Syarhus Sunnah (XIII/120).

Sumber

Selasa, 20 Januari 2009

Bukan Hanya di.........

Astagfirullah aladzim

mungkin itu kata yang terlontar dari raga ini yang dhaif, yang ternyata masih banyak maksiat,

Sesuai dengan judul Bukan Hanya di......, maksudnya adalah bukan hanya di Jakarta, Bandung atau kota kota besar lainnya, atau bukan hanya di jepang, amerika tau lain sejenis nya , suatu hal yang sudah dianggap oleh manusia sebagai hal yang biasa saja, apa sih yang dibahas oleh penulis????

ya itulah sebagai aktifitas sehari-hari saya sebagai penjaga warnet, yang nota bene hanya diam diatas kursi, berhadapan dengan sesuatu yang ternyata kemaksiatan itu selalu menggangu datang. yaaaaa itulah Penampilan orang, mungkin orang lebih mengenal dengan fashion, ya itulah hot pans (gimana nulisnya ya???), U can See dan lain hal sejenisnya. sempat berfikir, waduh saya yang diam kemaksiatan itu datang sehari-hari, bagaimana yang aktifitasnya mondar mandir sana-sini, Naudzu billah hi min dzalik.

Terutama untuk kita yang beragama islam sudah ditegaskan oleh rasulullah dan bahakan telah diatur dalam Agama ini.

Dengan menyebut nama ALLOH yang maha pengasih lagi maha penyayang,

Al-Qur'an > Surah Al A'raaf> Ayat 26

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.

AL-Qur'an > Surah An Nuur> Ayat 31

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Al-Qur'an > Surah An Nuur> Ayat 60

Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Al-Qur'an > Surah Al Ahzab> Ayat 53

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu ke luar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.

Al-Qur'an > Surah Al Ahzab> Ayat 55

Tidak ada dosa atas istri-istri Nabi (untuk berjumpa tanpa tabir) dengan bapak-bapak mereka, anak-anak laki-laki mereka, saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara mereka yang perempuan, perempuan-perempuan yang beriman dan hamba sahaya yang mereka miliki, dan bertakwalah kamu (hai istri-istri Nabi) kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.

Al-Qur'an > Surah Al Ahzab> Ayat 59

Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang....


Maha benar ALLOH dengan segala firman-NYA,

We will not go down (GAZA)



We_will_not_go_down (GAZA)

Michael Heart

A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive
They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight
Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right
But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In the night, without a fight
We will not go down
In Gaza tonight


Artinya (kurang lebih)

Berkilauan kilat cahaya putih
Menyala di langit Gaza malam ini
Orang berlari untuk berlindung
Tidak mengetahui apakah mereka akan mati atau tetap hidup
Mereka datang dengan tank-tank dan pesawat nya
Dengan pembinasaan secara brutal
Dan tidak menyisakan apapun
hanya suara perlawanan di kabut tipis penuh asap
Kita tidak menyerah
Di waktu malam, tanpa satu pertempuran
Kalian bisamenghancurkan mesjid kita dan rumah kita serta sekolah kita
Tetapi semangat Kami tidak akan pernah hancur
Kita tidak menyerah
Di Gaza malam ini
Para wanita danjuga anak-anak
Dibunuh dan dibantai di setiap malam
Sementara itu para pemimpin di negara-negara di luar sana
Memperdebatkan salah atau benar
Tetapi perdebatan mereka tidak mempunyai kekuatan, usaha mereka hanyalah sia-sia
Dan bom jatuh seperti hujan asam
Tetapi melalui air mata, darah dan rasa sakit
Kalian masih bisa mendengarkan suara itu melalui kabut tipis penuh asap
kami tidak akan menyerah
Di waktu malam, tanpa satu pertempuran
Anda bisa menghancurkan mesjid kita dan rumah kita serta sekolah kita
Tetapi Semangat takak pernah hilang
kami tidak akan menyerah
Di Gaza malam ini

kami tidak akan menyerah
Di waktu malam, tanpa satu pertempuran
Anda bisa menghancurkan mesjid kita dan rumah kita serta sekolah kita
Tetapi Semangat takak pernah hilang
kami tidak akan menyerah
Di waktu malam, tanpa satupertempuran
kami tidak akan menyerah
Di Gaza malam ini

Minggu, 18 Januari 2009

Do'a Pembangunan


(klik gambar untuk memperbesar)
Artinya: "Ya Tuhan, terimalah kebaktian kami. Sungguh Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada-Mu, dan jadikanlah pula anak turunan kami umat yang tunduk patuh kepada-Mu. Tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, serta terimalah taubat kami. Sungguh Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang!." (QS. Al-Baqarah: 127-128).

Penjelasan
Doa ini baik sekali dibaca setelah selesainya membangun rumah, mesjid, pesantren, madrasah dan pembangunan yang lain.
Dikisahkan dalam Al-Quran bahwa Nabi Ibrahim a.s. membaca doa ini setelah selesai membangun Baitul Haram (Kabah). Yang pada waktu itu ditimpa banjir besar (zaman Nabi Nuh as), kemudian Nabi Ibrahim dibantu puteranya Ismail as membangun kembali ka'bah tersebut. Setelah selesai mereka berdua mengangkat tangan seraya berdoa dengan lafazh doa di atas

Do'a Keselamatan


(klik gambar untuk memperbesar)
Artinya: "Ya Tuhan, janganlah Engka siksa kami karena lupa atau bersalah. Ya Tuhan, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana telah Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kamj, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami dalam mengalahkan orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah: 286).

Penjelasan:
Ibnu Katsir dalarn kitab tafsirnya merangkum sepuluh hadis tentang keutamaan membaca doa diatas. Diantaranya hadis yang diriwayatkan dari sahabat 'Abdullah bin Mas'ud, bahwa Nabi Saw. telah bersabda: "Barangsiapa yang membaca dua ayat yang akhir surah Al-Baqarah (ayat 285-286) setiap malam, maka dia akan mendapatkan keselamatan." (Tafsir Ibnu Katsir Juz, I, hal.340)

Kamis, 15 Januari 2009

IMAJINER DOA

IMAJINER DOA
oleh: Ratih Sanggarwati

Doa yang kupanjatkan ketika aku masih gadis:
"Ya Allah beri aku calon suami yang baik, yang sholeh. Beri aku suami
yang dapat kujadikan imam dalam keluargaku."

Doa yang kupanjatkan ketika selesai menikah:
"Ya Allah beri aku anak yang sholeh dan sholehah, agar mereka dapat
mendoakanku ketika nanti aku mati dan menjadi salah satu amalanku
yang tidak pernah putus."

Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku lahir:
"Ya Allah beri aku kesempatan menyekolahkan mereka di sekolah Islami
yang baik meskipun mahal, beri aku rizki untuk itu ya Allah...."

Doa yang kupanjatkan ketika anak2ku sudah mulai sekolah:
"Ya Allah..... jadikan dia murid yang baik sehingga dia dapat bermoral
Islami, agar dia bisa khatam Al Quran pada usia muda.."

Doa yang kupanjatkan ketika anak2ku sudah beranjak remaja:
"Ya Allah jadikan anakku bukan pengikut arus modernisasi yg mengkhawatirkanku.
Ya Allah aku tidak ingin ia mengumbar auratnya, karena dia ibarat buah yang
sedang ranum."

Doa yang kupanjatkan ketika anak2ku menjadi dewasa:
"Ya Allah entengkan jodohnya, berilah jodoh yang sholeh pada mereka,
yang bibit, bebet, bobotnya baik dan sesuai setara dengan keluarga
kami."

Doa yang kupanjatkan ketika anakku menikah:
"Ya Allah jangan kau putuskan tali ibu & anak ini, aku takut kehilangan
perhatiannya dan takut kehilangan dia karena dia akan ikut suaminya."

Doa yang kupanjatkan ketika anakku akan melahirkan:
"Ya Allah mudah-mudahan cucuku lahir dengan selamat. Aku inginkan nama
pemberianku pada cucuku, karena aku ingin memanjangkan teritoria
wibawaku sebagai ibu dari ibunya cucuku."

Ketika kupanjatkan doa-doa itu, aku membayangkan Allah tersenyum
dan berkata..... .

"Engkau ingin suami yang baik dan sholeh sudahkah engkau sendiri baik
dan sholehah?
Engkau ingin suamimu jadi imam, akankah engkau jadi makmum yang baik?"

"Engkau ingin anak yang sholehah, sudahkah itu ada padamu dan pada
suamimu. Jangan egois begitu...... .. masak engkau ingin anak yang sholehah
hanya karena engkau ingin mereka mendoakanmu. . ...tentu mereka menjadi
sholehah utama karena-Ku, karena aturan yang mereka ikuti haruslah
aturan-Ku."

"Engkau ingin menyekolahkan anakmu di sekolah Islam, karena apa?......
prestige? ........ atau....mode? .....atau engkau tidak mau direpotkan
dengan mendidik Islam padanya? engkau juga harus belajar, engkau juga
harus bermoral Islami, engkau juga harus membaca Al Quran dan berusaha
mengkhatamkannya. "

"Bagaimana engkau dapat menahan anakmu tidak menebarkan pesonanya dengan
mengumbar aurat, kalau engkau sebagai ibunya jengah untuk menutup aurat?
Sementara engkau tahu Aku wajibkan itu untuk keselamatan dan kehormatan
umat-Ku."

"Engkau bicara bibit, bebet, bobot untuk calon menantumu, seolah engkau
tidak percaya ayat 3 & 26 surat An Nuur dalam Al Quran-Ku. Percayalah
kalau anakmu adalah anak yang sholihah maka yang sepadanlah yang dia
akan dapatkan."

"Engkau hanya mengandung, melahirkan dan menyusui anakmu. Aku yang
memiliki dia saja, Aku bebaskan dia dengan kehendaknya. Aku tetap
mencintainya, meskipun dia berpaling dari-Ku, bahkan ketika dia
melupakan-Ku. Aku tetap mencintainya. .. "

"Anakmu adalah amanahmu, cucumu adalah amanah dari anakmu, berilah
kebebasan untuk melepaskan busur anak panahnya sendiri yang menjadi
amanahnya."

Lantas...... aku malu...... dengan imajinasi do'a-ku sendiri....
Aku malu akan tuntutanku kepada-NYA.. . .....

Maafkan aku ya Allah......


Assalamu'alaikum. . ..

Pernahkah Anda bayangkan bila pada saat kita berdoa, kita mendengar ini:

"Terima kasih, Anda telah menghubungi Baitullah".

"Tekan 1 untuk 'meminta'.
Tekan 2 untuk 'mengucap syukur'.
Tekan 3 untuk 'mengeluh'.
Tekan 4 untuk 'permintaan lainnya'."

Atau....
Bagaimana jika Malaikat memohon maaf seperti ini:

"Saat ini semua malaikat sedang membantu pelanggan lain.
Tetaplah sabar menunggu. Panggilan Anda akan dijawab berdasarkan urutannya."

Atau, bisakah Anda bayangkan bila pada saat berdoa, Anda mendapat respons seperti ini:

"Jika Anda ingin berbicara dengan Malaikat,

Tekan 1. Dengan Malaikat Mikail,

Tekan 2. Dengan malaikat lainnya,

Tekan 3. Jika Anda ingin mendengar sari tilawah saat Anda menunggu,

Tekan 4. "Untuk jawaban pertanyaan tentang hakekat surga & neraka, silahkan tunggu sampai Anda tiba di sini!!"

Atau bisa juga Anda mendengar ini :

"Komputer kami menunjukkan bahwa Anda telah satu kali menelpon hari ini. Silakan mencoba kembali esok hari."

atau...

"Kantor ini ditutup pada akhir minggu. Silakan menelpon kembali hari Senin setelah pukul 9 pagi."

Alhamdulillah. .... Allah SWT mengasihi kita, Anda dapat menelpon-Nya setiap saat!!!

Anda hanya perlu untuk memanggilnya kapan saja dan Dia mendengar Anda. Karena bila memanggil Allah, Anda tidak akan pernah mendapat nada sibuk.
Allah menerima setiap panggilan dan mengetahui siapa pemanggilnya secara pribadi.

Ketika Anda memanggil-Nya, gunakan nomor utama ini: 24434

2 : shalat Subuh

4 : shalat Zuhur

4 : shalat Ashar

3 : shalat Maghrib

4 : shalat Isya

Atau untuk lebih lengkapnya dan lebih banyak kemashlahatannya, gunakan nomor ini : 28443483

2 : shalat Subuh

8 : Shalat Dhuha

4 : shalat Zuhur

4 : shalat Ashar

3 : shalat Maghrib

4 : shalat Isya

8 : Shalat Lail (tahajjud atau lainnya)

3 : Shalat Witir

Info selengkapnya ada di Buku Telepon berjudul "Al Qur'anul Karim & Hadist Rasul"

Langsung hubungi, tanpa Operator tanpa Perantara, tanpa dipungut biaya.

Nomor 24434 dan 28443483 ini memiliki jumlah saluran hunting yang tak terbatas dan seluruhnya buka 24 jam sehari 7 hari seminggu 365 hari setahun !!!

Sebarkan informasi ini kepada orang-orang di sekeliling kita. Mana tahu mungkin mereka sedang
membutuhkannya Sabda Rasulullah S.A.W :
"Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampuni
dosa-dosanya walau sebanyak buih laut"

7 Kalimah ALLAH:

1. Mengucap "Bismillah" pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.

2. Mengucap " Alhamdulillah" pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.

3. Mengucap "Astaghfirullah" jika lidah terselip perkataan yang tidak patut.

4. Mengucap " Insya-Allah" jika merencanakan berbuat sesuatu di hari esok.

5. Mengucap "La haula wala kuwwata illa billah" jika menghadapi sesuatu tak disukai dan tak diingini.

6. M engucap "inna lillahi wa inna ilaihi rajiun" jika menghadapi dan menerima musibah..

7. Mengucap "La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah " sepanjang siang dan malam sehingga tak terpisah dari lidahnya...

Dari tafsir Hanafi,
mudah-mudahan ingat, walau lambat-lambat. ...
mudah-mudahan selalu, walau sambil lalu... mudah-mudahan jadi bisa, karena sudah biasa.